Judul Buku : Represi
Penulis : Fakhrisina Amalia
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2018
Tebal : 264p
ISBN : 9786020611945
BLURB
Awalnya hidup Anna berjalan baik-baik saja.
Meski tidak terlalu dekat dengan ayahnya, gadis itu punya seorang ibu dan para sahabat yang setia. Sejak SMA, para sahabatnya yang mendampingi Anna, memahami gadis itu melebihi dirinya sendiri.
Namun, keadaan berubah ketika Anna mulai menjauh dari para sahabatnya. Bukan hanya itu, hubungan Anna dengan ibunya pun memburuk. Anna semakin hari menjadi sosok yang semakin asing. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Anna, hingga pada suatu hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ternyata penuh luka.
Meski tidak terlalu dekat dengan ayahnya, gadis itu punya seorang ibu dan para sahabat yang setia. Sejak SMA, para sahabatnya yang mendampingi Anna, memahami gadis itu melebihi dirinya sendiri.
Namun, keadaan berubah ketika Anna mulai menjauh dari para sahabatnya. Bukan hanya itu, hubungan Anna dengan ibunya pun memburuk. Anna semakin hari menjadi sosok yang semakin asing. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Anna, hingga pada suatu hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ternyata penuh luka.
--
Well, meskipun ini bukan pertama kali aku membaca novel dengan genre psikologis di dalamnya, aku cukup enjoy membaca ini. Membaca novel Represi ini seolah-olah mengajak kita kembali 'berpetualang' dengan masa lalu Anna, apa yang terjadi di kehidupannya sebelum ia memutuskan untuk suicide.
represi/re·pre·si/ /réprési/ n penekanan; pengekangan; penahanan; penindasan. [sumber: kbbi]
Berdasarkan wikipedia, represi adalah sebuah usaha psikologis seseorang yang bertujuan untuk meredam hasrat, keinginan atau instingnya sendiri.
Itulah yang ini dilakukan Nabila, dokter psikologis Anna, kepada Anna. Hubungan Anna dengan orangtuanya, cara Anna berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, hubungan yang 'toxic' dengan pacarnya Anna, membuat ia selalu menyalahkan dirinya sendiri dan tak bisa mengambil keputusan dengan bijak. Ia bahkan jijik melihat wajahnya sendiri di cermin.
Aku suka bagaimana penulis menyampaikan ceritanya. Penceritaan yang maju-mundur ini tertata dengan sangat rapi dan jelas. Meskipun novel ini bertema cukup 'dark', tapi pembawaannya benar-benar ringan. Emosi yang ada dalam diri Anna benar-benar keluar sehingga tidak sekali dua kali aku meneteskan air mata. Tapi, saat Anna mulai menceritakan kisahnya bersama pacarnya dulu, aku jadi merasa kesal kenapa penulis membuat karakter Anna seperti itu. Yah, meskipun karakter Anna ini mudah dijumpai di kehidupan nyata, tapi aku benar-benar berharap -awalnya- ceritanya lebih dari itu.
Bagian yang paling kusuka adalah saat Anna berkonsultasi dengan Nabila, hingga memberikan sedikit gambaran bagaimana dunia psikologis itu bekerja. Dan pelan-pelan, Nabila mengajarkan Anna bagaimana cara ia memaafkan, menerima dan mencintai kembali dirinya sendiri. Suka!!
Rate: 4/5🌟
Comments
Post a Comment